BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Mad berasal dari kata مَدَّ-يَمُدُّ yang berarti tambahan. Sedangkan menurut
Istilah yaitu pemanjangan jeda waktu mengalirnya suara ketika mengucapkan
huruf-huruf mad yang 3, yakni:
1. Alif yang didahului huruf berharokat fathah,
2. Wawu sukun (وْ) yang
didahului huruf berharokat dhommah,
3.
Ya sukun (يْ)
yang didahului huruf berharokat kasroh. (Izzudin, 2003: 79)
Pembagian Mad secara garis besar ada 2 bagian, yaitu Mad
Asli dan Mad Far’i. Yang akan dibahas pada kesempatan kali ini adalah Mad
Far’i. Mad Far’i adalah mad tambahan terhadap mad asli karena sebab adanya
hamzah (baik sebelum huruf mad maupun setelahnya), dan harokat sukun, hal itu
tidak terjadi kecuali setelahnya. Mad Far’i ada lima macam, tiga diantaranya
karena sebab adanya hamzah, yakni: Mad Muttashil, Mad Munfashil, dan Mad Badal.
Sedangkan dua yang lainnya karena sebab adanya sukun, yaitu Mad Aridh lis Sukun
dan Mad Lazim. Pada pembahasan kali ini akan ditekankan pada Mad Aridh lis Sukun
dan Mad Lazim.
BAB II
HUKUM BACAAN MAD
A. Mad Lazim
Mad Lazim terjadi di dalam kalimat atau huruf
setelah huruf mad terdapat huruf sukun baik ketika washol maupun waqof. Biasanya
ditandai dengan harokat ((~. Disebut lazim karena hukum membacanya harus dipanjangkan enam harokat atau
tiga Alif baik ketika washol maupun waqof. Mad lazim dibagi menjadi dua, yaitu:
Mad Lazim Mukhofaf Kilmi.
Yaitu mad yang terjadi karena ada hamzah istifham (hamzah yang berfungsi
sebagai kata tanya) dan sesudahnya ada hamzah yang dibuang, yang disambut huruf
mati atau sukun. Dinamakan Mukhofaf karena ringan mengucapkannya ketika huruf
sukun tanpa tasydid jatuh setelah huruf mad. Dinamakan Kilmi karena terjadi
pada kalimat.Contohnya terdapat pada QS. Yunus ayat 51 dan
91
Menurut
Izzuddin dalam bukunya yang berjudul Panduan Tahsin Qiro’ah Al-Qur’an
mengatakan bahwa tidak ada Mad Lazim Mukhofaf Kilmi dalam Al-Qur’an selain
dalam dua ayat tersebut.
Mad Lazim
Mutsaqqol Kilmi.
Yaitu mad yang
terjadi apabila huruf mad disambut oleh huruf bertasydid dalam satu kalimat.
Dinamakan Mutsaqqol karena berat mengucapkannya.
Mad Layyin
Yaitu mad yang terjadi ketika ada huruf wawu sukun atau
ya sukun sebelumnya berharokat fathah. Terjadinya mad ketika waqof, bukan
ketika washol. Sehingga terdengar suara lembut (Layyin artinya: lembut/lunak).
Panjangnya adalah dua sampai enam harokat.
Contohnya dalam QS. An-Nisa’ ayat 11
A.
Mad Aridh lis
Sukun
Yaitu mad yang terjadi apabila ada huruf mad yang
disambut huruf hidup yang dimatikan karena waqof. Mad ini dinamakan sebagai
sukun pengganti karena mad menjadi pengganti bagi waqof. Namun bila bacaan kita
teruskan, maka huruf yang awalnya sukun menjadi berharokat dan hukum mad pun
menjadi gugur. Hukum bacaannya dipanjangkan dua sampai enam harokat.
Contohnya
dalam QS. An-Nisa’ ayat 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar